Maasyiral muslimin rahimakumullah, Ingatlah, bahwa nikmat-nikmat Allah subhanahu wa ta'ala yang dikaruniakan kepada kita sangat banyak. Kita akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak. Oleh karena itu, marilah kita mensyukuri nikmat-nikmat Allah subhanahu wa ta'ala dan jangan mengkufurinya. Rasulullah shallallahu alaihi wa
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Penyayang." (QS an-Nahl [16] : 18). Ketika seorang hamba sudah mengetahui hakikat ibadahnya sebagai bentuk syukur, saat itulah ibadah bisa menjadi perisainya. Seorang yang menunaikan kewajibannya dan juga menambahnya dengan ibadah-ibadah sunah akan bermuara pada kecintaan Allah.
Artinya "Sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman, 'Wahai anak Adam!, beribadahlah sepenuhnya kepadaKu, niscaya Aku penuhi (hatimu yang ada) di dalam dada dengan kekayaan dan Aku penuhi kebutuhanmu. Jika tidak kalian lakukan niscaya Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan dan tidak Aku penuhi kebutuhanmu (kepada manusia)" (HR. At-Tirmidzi)
Vay Tiền Nhanh.
Materi QS. Lukman ayat 13-14 BAB 3 Kajian Lukman/31 13-14 dan Hadits tentang Konsistensi Beribadah sebagai Perwujudan Syukur kepada Allah swt Kompetensi Dasar Meyakini bahwa agama mengajarkan kepada umatnya untuk beribadah dan bersyukur kepada Allah swt. baik kepada manusia sesuai perintah Lukman/31 13-14, serta hadits terkait. Menganalisis dan mengevaluasi makna Lukman/31 13-14, serta hadits tentang kewajiban beribadah dan bersyukur kepada Allah swt. Membaca Lukman/31 13-14, sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf. Mendemostrasikan hafalan Lukman/31 13-14 dengan lancar. Menyajikan keterkaitan antara kewajiban berbadah dan bersyukur kepada Allah berbuat baik kepada terhadap semua manusia sesuai pesan Lukman/31 13-14 A. Kajian Lukman/31 13-14 Tentang Konsistensi Beribadah sebagai Perwujudan Syukur kepada Allah swt. وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ ١٣ وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ ١٤ 2. Asbabun Nuzul Tidak ada sebab khusus dari ayat ini, secara umum ayat ini mengingatkan kepada umat islam, khususnya mereka yang berprofesi da’i,pendakwah, dan pendidik termasuk orang tua, agar saat menasihati itu menggunakan tutur kata yang santu,sejuk, dan masuk ke dalam hati sanubari. Bukankah jika nasihat itu tidak bersumber dari hati yang bersih, hasilnya tidak memberi efek yang positif. Pepatah bijak berikut, hendaklah kita camkan bersama teko itu tergantung isinya, jangan harap keluar air putih, jika isinya berupa kopi yang hitam pekat. Ayat ini juga mengingatkan, agar lebih mengedepankan strategi yang handal, saat melakukan dakwah, ajakan dan menasihati pihak lain, apalagi kepada non muslim. Dakwah itu mengajak kepada kebenaran, jangan sampai karena terlalu bersemangat, kita abai kepada prinsip-prinsip dalam berdakwah. Strategi dakwah yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. Yang santun,sabar,sejuk,menentramakan, dan tidak menyebabkan pihak lain lari dan semakin antipati kepada ajaran islam. Sebab itu, kepada da’i,mubaligh,pendidik,guru,dan tutor/murabbi, mari lebih banyak belajar kembali dari sirah Rasulullah melakukan dakwah, baik saat beliau berada di Makkah maupun Madinah. 3. Terjemah Ayat ”Dan ingatlah ketika Luqman menasehati puteranya “Wahai puteraku, jangan sekali-kali kamu menyekutukan Allah dengan apapun itu, sesungguhnya perbuatan syirik adalah kedzaliman yang besar.13 Dan kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orangtuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyampihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada kedua kepada aku kembalimu.”144. Isi dan Kandungan Ayat a. Pelajaran pertama yang harus disampaikan kepada masyarakat adalah tauhid, yaitu mengesankan Allah beribadah dalam menyekutukannya dengan sesuatu apapun. b. Syirik perilaku menyekutukan Allah adalah bentuk kezaliman yang besar. Oleh karena itu, harus dihindari. c. Allah kembali tentang beratnya penderitaan seorang ibu pada saat mengandung,melahirkan, kemudia menyapihsetelah usia dua tahun, supaya kita selalu bersyukur kepada Allah karunia yang sangat besar, yaitu dilahirkannya kita kedunia ini melalui perantara kedua orangtua,kemudian berterima kasih kepada kedua orangtua, terutama ibu,atas segala penderitaan yang dialaminya. d. Bentuk rasa syukur kita kepada Allah dengan melakukan ibadah dengan penuh keikhlasan tanpa dicampuri oleh segala bentuk syirik. e. Bentuk terima kasih kita kepada orangtua adalah dengan berbuat baik ihsan kepada keduanya dan manaati perintahnya dalam segala hal, kecuali yang bertentangan dengan aturan Allah swt. 5. Sikap yang Mencerminkan Pengamalan Ayat a. Meneladani ketulusan Lukman dalam mendidik generasi penerus. b. Beribadah kepada Allah penuh keikhlasan,tanpa menyekutukannya dengan sesuatu apapun. c.Senantiasa berbuat baik ihsan kepada kedua orangtua, dengan menaati semua perintahnya sejauh yang kita mampu, kecuali jika perintahnya bertentangan dengan aturan Allah bentuk terima kasih kepada keduanya. d.Berterima kasih kepada orang yang telah berbuat baik kepada kita sebagai bentuk syukur kita kepada Allah swt. Karena orang yang tidak berterima kasih kepada sesama manusia, dianggap tidak bersyukur kepada Allah swt. 6. Maslahat dan Manfaat Beribadah dan Bersyukur kepada Allah swt. 1.Memperoleh limpahan berkah dari rezeki yang diperoleh. Berkahnya rezeki hanya didapat dari orang-orang uang benar-benar menaati aturan agama. Jangankan yang haram, yang syubhat saja dihindari. Mereka inilah yang mendapatkan curahan rezeki dari janji Allah hidupnya dipenuhi kelapangan rezeki, yang pada akhirnya kebahagiaan sejati yang didapat. 2. Kebaikan itu mengalir dan terus berkembang. Oleh sebab itu, jangan ada kekhawatiran berkurangnya rezeki atau nikmat karena shadaqah,infaq,dan zakat yang kita lakukan, bahkan harta kita semakin bertambah dan berkembang lagi. 3. Mendapatkan ketentraman batin dan kedamaian hari dalam menjalankan segala kegiatan yang dilakukan disebabkan sikap taat dan taqarrubnya, ridha dan relanya dalam menyikapi pemberian dan anugerah Allah kebaikan yang dilakukan kepada pihak lain. Terjaga dari kesengsaraan hidup dan gersangnya kehidupan karena kebaikan yang dilakukan itu akan kembali kepada diri dan keluarga. Dengan begitu hidupnya dipenuhi rasa syukur kepada Allah ungkapan terima kasih kepada mausia yang telah berbuat baik kepadanya. Sumber PendidikanAgama Islam dan Budi Pekerti untuk SMK Kelas XII, kurikilum 2013 edisi Revisi 2017,penerbit Erlangga, 2017
Jakarta - Ada sejumlah hadits tentang bersyukur yang mengingatkan kita untuk selalu mensyukuri nikmat dan karunia dari Allah SWT. Bersyukur juga berarti menerima segala nikmat yang telah Allah SWT berikan sebagai sarana ibadah dan menjaga diri dari segala macam bentuk maksiat. Bersyukur menjadi hal yang selalu disebutkan dalam Al-Qur'an. Dengan cara bersyukur tentunya kita semakin ikhlas dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam Al Quran Surat Ibrahim ayat 7 berikut iniوَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌArtinya Dan ingatlah juga tatkala Tuhan kalian memaklumatkan, "Sesungguhnya jika kalian bersyukur atas nikmat-Ku, pasti Kami akan menambah nikmat kepada kalian; dan jika kalian mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangatlah pedih."Terkait hadits tentang bersyukur dan bersabar. Ada sebuah kisah nyata yang diceritakan Ibn Katsir dalam kitab tafsirnya sebagai gambaran dari ayat 7 dari Surat kitabnya, Ibn Katsir mengutip riwayat dari Imam Ahmad al-Musnad. Di zaman Rasulullah ada seorang pengemis yang diberi sebutir kurma oleh Nabi Muhammad SAW, akan tetapi pengemis menolak karena merasa pemberiannya itu hanya sebutir biji datanglah seorang pengemis lain dan Nabi tetap berikan sebutir biji kurma. Pengemis ini mengucapkan terima kasih dan rasa syukur telah mendapat pemberian Nabi meski hanya sebutir kurma. Mendengar rasa syukur pengemis kedua ini, Nabi pun menambahkan 40 dirham dalam "Buku Pintar Hadist Edisi Revisi" oleh Syamsul Rijal Hamid, hadits bersyukur atas segala nikmat Allah SWT ini disampaikan oleh Ibnu Amr ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Ada dua watak yang apabila keduanya terdapat dalam diri seseorang, maka Allah mencatatnya sebagai orang yang sabar dan bersyukur. Yakni, seseorang yang jika melihat orang lain lebih pintar atas dirinya dalam masalah agama, ia mengikutinya. Dan jika melihat orang lain lebih sulit dari dirinya, lalu ia memuji Allah SWT atas karunia yang diterimanya. Orang seperti inilah yang dicatat oleh Allah sebagai orang yang bersabar dan bersyukur." HR. Tirmidzi.Dan dikutip dalam buku berjudul "42 Hadist Shalat Tahajud dan Qiyamullail" oleh Dr. Muhammad bin Azzuz, dalam sebuah hadist shahih yang diriwayatkan oleh An-Nasa'i dari Anas dari Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam, bahwa beliau pernah bersabda,"Aku jadikan sholat sebagai penyejuk hatiku."Hadits ini juga mengandung pesan bahwasanya syukur itu harus diwujudkan dalam bentuk amal maupun lisan, sebagaimana firman Allah SWT, "Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang besarnya seperti kolam dan periuk yang tetap berada di atas tungku. Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur kepada Allah. Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih." QS. Saba 13.Bersyukur juga berarti mengakui segala nikmat dan berusaha menggunakannya sebaik-baiknya. lus/erd
hadits tentang kewajiban beribadah dan bersyukur kepada allah